Sesuatu yang bathil tentulah mengalami kontradiski. Apa yang ada di dalamnya saling bertentangan antara yang satu dengan yang lain. Adalah Syi'ah, agama yang memiliki banyak kontradiksi, tidak lain dan tidak bukan dikarenakan Syi'ah adalah agama buatan manusia. Satu sisi dinyatakan mengenai kema'shuman Imam mereka, namun satu sisi lain dinyatakan ketidak-ma'shuman Imam mereka berdasarkan riwayat yang shahih.
Dari Al-Kafi juz 2 hal. 87 :
علي بن إبراهيم ، عن أبيه ، عن ابن أبي عمير ، عن حفص بن البختري وغيره عن أبي عبد الله ( عليه السلام ) قال : اجتهدت في العبادة وأنا شاب ، فقال لي أبي : يا بني دون ما أراك تصنع ، فإن الله عز وجل إذا أحب عبدا رضي عنه باليسير
'Ali bin Ibrahim, dari ayahnya, dari Ibn Abi 'Umair, dari Hafsh bin Al-Bukhturiy, dan lainnya, dari Abi 'Abdillah (Ja'far Ash-Shadiq) 'Alaihis-Salaam, beliau berkata : "Aku sempat berlebih-lebihan dalam 'ibaadah dan ketika itu aku masih muda." Maka ayahku (Imam Al-Baqir) berkata kepadaku : "kurangilah apa yang aku lihat engkau lakukan, karena jika Allah 'Azza Wa Jalla mencintai seorang hamba, Dia ridha / menerima darinya dengan yang mudah (sedikit/sederhana)."
- Al-Majlisi dalam Mirotul 'Uqul 8/110 menyatakan "Hasan Kash-shahih" (Hasan seperti Shahih).
- Al-Bahbudi memuatnya dalam Shahih Al-Kafi 1/77.
- An-Najafiy dalam Maushu'ah 1/390 : Riwayatnya Shahih.
Scan :
Buka pada tab baru agar scan terlihat lebih besar
Al-Majlisi dalam Mirotul 'Uqul 8/110 menyatakan حسن كالصحيح "Hasan Kash-shahih" (Hasan seperti Shahih).
Tashhih Al-Bahbudi terhadap riwayat di atas, dia memuatnya dalam Shahih Al-Kafi 1/77.
Dedengkot Hadi An-Najafiy dalam Mausu'ah Ahadits Ahl Al-Bayt 1/390 menyatakan الرواية صحيحة (Riwayatnya Shahih).
موسوعة أحاديث أهل البيت (ع) - الشيخ هادي النجفي - ج ١ - الصفحة ٣٩٠
Sayang sekali seorang Imam Ma'shum yang katanya terjaga dari dosa, anti terhadap yang namanya salah dan khilaf, namun justru melakukan kesalahan dengan berlebih-lebihan dalam 'Ibadah hingga ditegur oleh ayahnya sendiri yang juga seorang Imam Ma'shum. Lalu siapa yang benar? Imam Ja'far atau Imam Al-Baqir?
Jika keduanya benar karena sama-sama Ma'shum, lalu mengapa Imam Al-Baqir menegur Imam Ja'far? Jika Imam Ja'far tidak salah, untuk apa Imam Al-Baqir menegur beliau? Mending molor. Tidaklah seseorang menegur kecuali karena yang ditegur telah melakukan sesuatu yang berseberangan dengan kebenaran.
-----oOo-----
No Response to "Imam Ja'far Berlebih-lebihan Dalam 'Ibadah Dan Imam Baqir Menegurnya"
Posting Komentar