Fakta sejarah yang mungkin luput dari perhatian kaum muslimin; bahwa Syi'ah dengan berbagai spesiesnya adalah actor utama dibalik runtuhnya ketiga Khilafah Islamiyah; Umawiyah, Abbasiyah, dan Utsmaniyah.
PEMBUNUHAN KHALIFAH UMAR DAN UTSMAN
Dendam yang membara di dada kaum Majusi,membuat mereka mencari seribu cara untuk membalasnya. Maka Abu Lu'lu'ah al-Majusi pura-pura masuk Islam, dan bisa berdomisili di Madinah. Hingga akhirnya, pada tahun 23 H, dia berhasil menikam Khalifah Umar Ibn Khattab saat mengimami kaum muslimin shalat Shubuh.
Setelah itu, Garakan rahasia Majusi bersatu dengan Abdullah Ibn Saba' al-Yahudi, mereka memanfaatkan kesempatan ini untuk menanam benih fitnah dalam Islam. Dan mereka berhasil mengumpulkan para pemberontak, dan pada akhirnya mereka berhasil membunuh Khalifah Utsman Ibn Affan.
Pasca syahidnya Khalifah ketiga, Ali Ibn Abi Thalib dibaiat menjadi Khalifah. Namun Mu'awiyah yang notabene adalah keluarga Utsman Ibn Affan, meminta Ali terlebih dahulu menegakkan hukum qishash atas para pembunuh Utsman. Dia berpendapat penegakan hukum qishah harus didahulukan atas bai'at. Sementara Khalifah Ali berpendapat bai'at harus didahulukan, baru kemudian hukum qishas dapat ditegakkan. Apalagi, para pembunuh Utsman (Abdullah Ibn Saba', cs) berafiliasi ke dalam tentara Ali.
Kaum Majusi tidak menyia-niyakan kesempatan emas ini, mereka langsung bergabung ke pihak Ali Ibn Abi Thalib. Dan mulai saat itu, lahirlah Syi'ah Majusi.
Mengapa Majusi memilih Ali? Sebab pada ajaran Majusi kuno; Zoroaster, Manikeisme, dan Mazdakisme kepemimpinan harus dipegang oleh 'Keluarga Suci'. Maka dengan berpihak kepada Ali, mereka bisa menhidupkan lagi ajaran Majusi Kuno. Mereka pun mengklaim bahwa Ali dan keturunannya ma'shum, dan hikmah ilahiyah terpatri dalam diri mereka.
RUNTUHNYA KHILAFAH UMAWIYAH
Pada tahun 129 H, Abu Muslim Al-Khurasani mulai memimpin pemberontakan atas Khilafah Umawiyah di KHURASAN. Abu Muslim sendiri adalah keturunan Majusi asli. Dia berhasil menguasai Irak dan mengangkat Abu Abbas al-Saffah sebagai Khalifah.
Selanjutnya, Khalifah Marwan Ibn Muhammad, Khalifah terakhir Bani Umayyah terbunuh di pelariannya menuju Mesir, tahun 132 H.
Jadilah Khilafah Abbasiyah patner dekat Syi'ah Majusi. Ini dapat dilihat dari banyaknya jabatan penting yang dipegang keluarga Abu Muslim al-Khurasani dan Ja'far al-Barmaki dari keturunan Majusi.
RUNTUHNYA KHILAFAH ABBASIYAH
Meski hubungan syi'ah Majusi 'Al-Baramikah' sangat dekat dengan Khilafah Abbasiyah, namun pada perkembangan selanjutnya; Khilafah Abbasiyah menyadari kesesatan dan bahaya Syi'ah Majusi ini. Maka pada masa pemerintahanyya, Harun al-Rasyid memeritahkan agar Syi'ah Baramikah al-Majusi dibasmi pada tahun 187 H.
Pada tahun 198 Thahir bin Husein pembunuh Khalifah al-Amin, dan mendirikan dinasti Thahiriyah di KHURASAN. Inilah perpecahan pertama di dalam Khilafah Abbasiyah, yang kemudian disusul dengan negara-negara kecil lainnya yg memisahkan diri dari Khilafah. Seperti Dynasti Majusi al-Qaramithah, al-Buwaihiyah, dan al-Ubaidiyah.
Problem ini terus berlanjut hingga pada tahun 656 H. Ibn 'Alqami yang menjabat sebagai menteri mengundang Khulagu Khan dan tenatara Tartarnya untuk menyerang Baghdad. Ibn Alqami adalah seorang Syi'ah Majusi, dia dibantu oleh Majusi lainnya Nashiruddin al-Thusi.
Dengan makarnya, merka berhasil membunuh Khalifah Abbasiyah terakhir al-Musta'shim Billah, semua ulama, qadhi, dan keluarga Khalifah. Mereka menghancurkan Baghdad, merampas harta, juga membantai kaum muslim di Masjid, di rumah-rumah dan di manapun mereka berada. Tidak ada yang selamat selain Yahudi dan Nashrani, serta mereka yg berlindung di rumah Ibn 'Alqami. Di antara mereka yang dibunuh adalah ulama besar Islam Ibn al-jauzi rahimahullah.
RUNTUHNYA KHILAFAH UTSMANIYAH
Kerajaan Shafawi-Majusi didirikan oleh Isma'il Shafawi pada tahun 905 H. Isma'il Shafawi mendirikan dynasti Shafawiyah, dan memulai perangnya melawan Ahlus Sunnah dan Khilafah Utsmaniyah . Pada tahun 920 H, Suthan Salim I memutuskan untuk memerangi Dinasti Sy'ah Majusi Shafawi yang telah sampai ke Irak, dan membantai kaum muslim di sana. Hingga akhirnya Sulthan Salim I berhasil menumpas gerakan Isma'il Shafawi, dan merebut kembali daerah2 yang dijajah oleh Syi'ah.
Karena kekalahan ini, Isma'il Shafawi bersekongkol dengan Kristen Portugal untuk bersama meruntuhkan Khilafah Utsmaniyah.
Selanjutnya pada pemerintahan Syah Abbas al-Shafawi 1587 M, dia meminta bantuan Inggris melawan Khilafah Utsmaniyah. Dan dialah orang yang pertama kali naik haji ke kota Mashad-Iran.
Dinasti ini berhasil dihancurkan oleh Khilafah Utsmaniyah pada tahun 1722 M.
Selanjutnya, Syi'ah Majusi dengan berbagai sekte modernnya, seperti Shafawiyah, Duruz, dan Nushairiyah, sangat aktif bekerja sama dengan Kristen Eropa untuk meruntuhkan Khilafah Utsmaniyah.
IMPERIUM MAJUSI PERSIA TELAH KEMBALI
Khomaini telah berhasil meruntuhkan dinasti Bahlawiyah/Pahlevi, dan mendirikan negara merdeka Persia-Majusi baru bernama Iran. Langkah selanjutnya adalah memperluas wilayah dan mengembalikan imperium Persia Raya yang dulu pernah berkuasa.
Sumber:
-Kitab: Wa Ja'a Daur al-Majus (Tibalah peran Majusi),karya DR. Abdullah Muhammad al-Gharib.
-Al-Bidayah wa al-Nihayah: Ibn Katsir
-http://islamstory.com/ar
-http://www.islammemo.cc/zakera/methl-haza-elyawm/2010/07/08/103229.html
Catatan:
Para pengkhianat Syi'ah seperti Ibn Alqami, Khawajah nashiruddin al-Thusi, dan Ali Ibn Yaqthin dianggap pahlawan oleh Syi'ah. Begitu pula Abu Lu'lu'ah al-Majusi, pembunuh Khalifah Umar Ibn Khattab.
Sebagai referensi dapat di baca di kitab-kitab Syi'ah, seperti:
- Al-Anwar an-Nu'maniyah, karya Ni'matullah al-Jaza'iri: 2/308.
- Iqbal al-A'mal, karya Ibn Thawus: h. 586.
PEMBUNUHAN KHALIFAH UMAR DAN UTSMAN
Dendam yang membara di dada kaum Majusi,membuat mereka mencari seribu cara untuk membalasnya. Maka Abu Lu'lu'ah al-Majusi pura-pura masuk Islam, dan bisa berdomisili di Madinah. Hingga akhirnya, pada tahun 23 H, dia berhasil menikam Khalifah Umar Ibn Khattab saat mengimami kaum muslimin shalat Shubuh.
Setelah itu, Garakan rahasia Majusi bersatu dengan Abdullah Ibn Saba' al-Yahudi, mereka memanfaatkan kesempatan ini untuk menanam benih fitnah dalam Islam. Dan mereka berhasil mengumpulkan para pemberontak, dan pada akhirnya mereka berhasil membunuh Khalifah Utsman Ibn Affan.
Pasca syahidnya Khalifah ketiga, Ali Ibn Abi Thalib dibaiat menjadi Khalifah. Namun Mu'awiyah yang notabene adalah keluarga Utsman Ibn Affan, meminta Ali terlebih dahulu menegakkan hukum qishash atas para pembunuh Utsman. Dia berpendapat penegakan hukum qishah harus didahulukan atas bai'at. Sementara Khalifah Ali berpendapat bai'at harus didahulukan, baru kemudian hukum qishas dapat ditegakkan. Apalagi, para pembunuh Utsman (Abdullah Ibn Saba', cs) berafiliasi ke dalam tentara Ali.
Kaum Majusi tidak menyia-niyakan kesempatan emas ini, mereka langsung bergabung ke pihak Ali Ibn Abi Thalib. Dan mulai saat itu, lahirlah Syi'ah Majusi.
Mengapa Majusi memilih Ali? Sebab pada ajaran Majusi kuno; Zoroaster, Manikeisme, dan Mazdakisme kepemimpinan harus dipegang oleh 'Keluarga Suci'. Maka dengan berpihak kepada Ali, mereka bisa menhidupkan lagi ajaran Majusi Kuno. Mereka pun mengklaim bahwa Ali dan keturunannya ma'shum, dan hikmah ilahiyah terpatri dalam diri mereka.
RUNTUHNYA KHILAFAH UMAWIYAH
Pada tahun 129 H, Abu Muslim Al-Khurasani mulai memimpin pemberontakan atas Khilafah Umawiyah di KHURASAN. Abu Muslim sendiri adalah keturunan Majusi asli. Dia berhasil menguasai Irak dan mengangkat Abu Abbas al-Saffah sebagai Khalifah.
Selanjutnya, Khalifah Marwan Ibn Muhammad, Khalifah terakhir Bani Umayyah terbunuh di pelariannya menuju Mesir, tahun 132 H.
Jadilah Khilafah Abbasiyah patner dekat Syi'ah Majusi. Ini dapat dilihat dari banyaknya jabatan penting yang dipegang keluarga Abu Muslim al-Khurasani dan Ja'far al-Barmaki dari keturunan Majusi.
RUNTUHNYA KHILAFAH ABBASIYAH
Meski hubungan syi'ah Majusi 'Al-Baramikah' sangat dekat dengan Khilafah Abbasiyah, namun pada perkembangan selanjutnya; Khilafah Abbasiyah menyadari kesesatan dan bahaya Syi'ah Majusi ini. Maka pada masa pemerintahanyya, Harun al-Rasyid memeritahkan agar Syi'ah Baramikah al-Majusi dibasmi pada tahun 187 H.
Pada tahun 198 Thahir bin Husein pembunuh Khalifah al-Amin, dan mendirikan dinasti Thahiriyah di KHURASAN. Inilah perpecahan pertama di dalam Khilafah Abbasiyah, yang kemudian disusul dengan negara-negara kecil lainnya yg memisahkan diri dari Khilafah. Seperti Dynasti Majusi al-Qaramithah, al-Buwaihiyah, dan al-Ubaidiyah.
Problem ini terus berlanjut hingga pada tahun 656 H. Ibn 'Alqami yang menjabat sebagai menteri mengundang Khulagu Khan dan tenatara Tartarnya untuk menyerang Baghdad. Ibn Alqami adalah seorang Syi'ah Majusi, dia dibantu oleh Majusi lainnya Nashiruddin al-Thusi.
Dengan makarnya, merka berhasil membunuh Khalifah Abbasiyah terakhir al-Musta'shim Billah, semua ulama, qadhi, dan keluarga Khalifah. Mereka menghancurkan Baghdad, merampas harta, juga membantai kaum muslim di Masjid, di rumah-rumah dan di manapun mereka berada. Tidak ada yang selamat selain Yahudi dan Nashrani, serta mereka yg berlindung di rumah Ibn 'Alqami. Di antara mereka yang dibunuh adalah ulama besar Islam Ibn al-jauzi rahimahullah.
RUNTUHNYA KHILAFAH UTSMANIYAH
Kerajaan Shafawi-Majusi didirikan oleh Isma'il Shafawi pada tahun 905 H. Isma'il Shafawi mendirikan dynasti Shafawiyah, dan memulai perangnya melawan Ahlus Sunnah dan Khilafah Utsmaniyah . Pada tahun 920 H, Suthan Salim I memutuskan untuk memerangi Dinasti Sy'ah Majusi Shafawi yang telah sampai ke Irak, dan membantai kaum muslim di sana. Hingga akhirnya Sulthan Salim I berhasil menumpas gerakan Isma'il Shafawi, dan merebut kembali daerah2 yang dijajah oleh Syi'ah.
Karena kekalahan ini, Isma'il Shafawi bersekongkol dengan Kristen Portugal untuk bersama meruntuhkan Khilafah Utsmaniyah.
Selanjutnya pada pemerintahan Syah Abbas al-Shafawi 1587 M, dia meminta bantuan Inggris melawan Khilafah Utsmaniyah. Dan dialah orang yang pertama kali naik haji ke kota Mashad-Iran.
Dinasti ini berhasil dihancurkan oleh Khilafah Utsmaniyah pada tahun 1722 M.
Selanjutnya, Syi'ah Majusi dengan berbagai sekte modernnya, seperti Shafawiyah, Duruz, dan Nushairiyah, sangat aktif bekerja sama dengan Kristen Eropa untuk meruntuhkan Khilafah Utsmaniyah.
IMPERIUM MAJUSI PERSIA TELAH KEMBALI
Khomaini telah berhasil meruntuhkan dinasti Bahlawiyah/Pahlevi, dan mendirikan negara merdeka Persia-Majusi baru bernama Iran. Langkah selanjutnya adalah memperluas wilayah dan mengembalikan imperium Persia Raya yang dulu pernah berkuasa.
Sumber:
-Kitab: Wa Ja'a Daur al-Majus (Tibalah peran Majusi),karya DR. Abdullah Muhammad al-Gharib.
-Al-Bidayah wa al-Nihayah: Ibn Katsir
-http://islamstory.com/ar
-http://www.islammemo.cc/zakera/methl-haza-elyawm/2010/07/08/103229.html
Catatan:
Para pengkhianat Syi'ah seperti Ibn Alqami, Khawajah nashiruddin al-Thusi, dan Ali Ibn Yaqthin dianggap pahlawan oleh Syi'ah. Begitu pula Abu Lu'lu'ah al-Majusi, pembunuh Khalifah Umar Ibn Khattab.
Sebagai referensi dapat di baca di kitab-kitab Syi'ah, seperti:
- Al-Anwar an-Nu'maniyah, karya Ni'matullah al-Jaza'iri: 2/308.
- Iqbal al-A'mal, karya Ibn Thawus: h. 586.
-----oOo-----
No Response to "MAKA TIBALAH GILIRAN IMPERIUM PERSIA-MAJUSI MODERN"
Posting Komentar