As-Sabzawari, Al-Majlisi, & Ath-Thabathaba'i Berdusta Atas Nama Ash-Shaduq

Bukan Syi'ah Rafidhah bila tidak gemar berdusta. Dari dulu hingga sekarang, dusta memang watak murni dari aqidah mereka. Ribuan kedustaan mereka lakukan demi kejahatan mereka. Selain bertaqiyyah, mereka pun tak tanggung-tanggung untuk mendustai kitab-kitab ulama mereka sendiri lalu mengubahnya agar sejalan dengan hawa nafsu mereka. Mari kita lihat sedikit dari contoh kelakuan mereka yang mendustai agama mereka sendiri.

Dedengkot Abu Ja'far Muhammad bin 'Ali bin Al-Husain bin Musa bin Babwaih Al-Qummiy yang dikenal dengan Syaikh Ash-Shaduq (w. 381 H) meriwayatkan dalam kitabnya Ma'ani Al-Akhbar hal 323 pada bab Ma'na Al-Firqah Al-Wahidah An-Najiyah ( معنى الفرقة الواحدة الناجية ) "makna firqah yang satu nan selamat" sbb :

حدثنا أبو نصر محمد بن أحمد بن تميم السرخسي قال: حدثنا أبو لبيد محمد بن إدريس الشامي قال: حدثنا إسحاق بن إسرائيل قال: حدثنا عبد الرحمن بن محمد المحاربي قال: حدثنا الإفريقي، عن عبد الله بن يزيد، عن عبد الله بن عمر قال: قال رسول الله صلى الله عليه وآله سيأتي على أمتي ما أتى على بني إسرائيل مثل بمثل وإنهم تفرقوا على اثنين وسبعين ملة وستفترق أمتي على ثلاث وسبعين ملة تزيد عليهم واحدة كلها في النار غير واحدة. قال: قيل: يا رسول الله وما تلك الواحدة؟ قال هو: ما نحن عليه اليوم أنا وأصحابي

Telah menceritakan kepada kami Abu Nashr Muhammad bin Ahmad bin Tamim As-Sarkhasiy, berkata : telah menceritakan kepada kami Abu Lubaid Muhammad bin Idris Asy-Syamiy, berkata : telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Israil, berkata : telah menceritakan kepada kami 'Abdurrahman bin Muhammad Al-Muharabiy, berkata : telah menceritakan kepada kami Al-Ifriqi, dari 'Abdullah bin Yazid, dari 'Abdullah bin 'Umar, berkata : Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi Wa Aalihi bersabda : "akan datang kepada umatku apa yang telah datang kepada bani israil selangkah demi selangkah. Mereka (bani israil) berpecah menjadi 72 golongan umatku akan terpecah menjadi 73 golongan, dengan penambahan 1 atas mereka. Semuanya berada di dalam neraka kecuali satu." Ditanyakan kepada beliau : "Wahai Rasulullah (Shallallaahu 'Alaihi Wasallam) siapakah yang satu itu (yang selamat) ? Beliau bersabda : "Yaitu apa yang kami berada di atasnya pada hari ini, AKU DAN PARA SHAHABATKU."

Scan (buka pada tab baru agar lebih besar) :



Dan yang berikut dari Maktabah Syi'ah Online :

معاني الأخبار - الشيخ الصدوق - الصفحة ٣٢٣

 
Lalu terdapat juga satu manuskrip lain dari Ma'ani Al-Akhbar, yang dimana lafazh dari hadits di atas (انا واصحابي) "Aku dan para Shahabatku" diganti oleh Syi'ah dengan (انا واهل بيتي) "Aku dan Ahlul Baitku".

Here page from it :



Selengkapnya mengenai keterangan lebih mengenai manuskip di atas, baca di : http://www.alsrdaab.com/vb/showthread.php?t=57731

Dan yang nampak melakukan tahrif matan riwayat pada scan di atas adalah Qasim 'Ali As-Sabzawari -pemilik dari manuskrip tersebut- yang juga telah dikenal sebagai Ahli Hadits Syi'ah sebagaimana termuat dalam kitab Tarajim Ar-Rijal oleh Sayyid Ahmad Al-Husainiy juz 1 hal 442 sbb :

المولى قاسم علي السبزواري (ق 11 - ق 11) قاسم علي بن حسن علي البرارقي السبزواري عالم جليل محدث، من أعلام القرن الحادي عشر، كان يقيم بمشهد الرضا عليه السلام كما يظهر من بعض كتاباته، قرأ على المولى عبد الله التوني وأخيه المولى احمد التوني، وأجازه الثاني اجازة رواية في شهور سنة 1070 على نسخة من كتاب " الكافي " قابلها السبزواري ثلاث مرات، ووصفه المجيز ب‍ " المولى الفاضل العالم العامل الزاهد الحافظ المجد المتقن.. أدام الله بركاته علينا وعلى سائر المؤمنين ونفعنا به وبأمثاله من الصالحين
__________________

Lihatlah betapa kebencian Syi'ah kepada para Shahabat Nabi Shallallaahu 'Alaihi Wasallam begitu membabi buta hingga mereka berani memalsukan kitab mereka sendiri agar sejalan dengan hawa nafsu dan kejahatan mereka.

Dan tidak hanya Qasim 'Ali As-Sabzawari, kemudian dilakukan pula oleh dedengkot besar Ahli Hadits Syi'ah yakni Al-Majlisi (w. 1111 H). Dalam kitabnya Biharul Anwar juz 28 hal 4 pada bab "Perpecahan Umat Sepeninggal Nabi Shallallaahu 'Alaihi Wa Aalihi Menjadi 73 Firqah", Al-Majlisi turut menukil riwayat Ash-Shaduq di atas dengan sanad yang sama, namun dia mentahrif matan hadits sebagaimana Qasim 'Ali As-Sabzawari dengan mengubah lafazh "Aku dan Para Shahabatku" menjadi "Aku dan Ahlul Baitku".

مع : محمد بن أحمد التميمى ، عن محمد بن إدريس الشامي ، عن إسحاق بن إسرائيل ، عن عبدالرحمن بن محمد المحاربي ، عن الافريقى ، عن عبدالله بن يزيد عن عبدالله بن عمر قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم سيأتي على امتي ما أتى على بني إسرائيل مثل بمثل وإنهم تفرقوا على اثنتين وسبعين ملة ، وستفرق أمتي على ثلاث وسبعين ملة ، تزيد عليهم واحدة كلها في النار غير واحدة ، قال : قيل : يا رسول الله وما تلك الواحدة ؟ قال : هو ما نحن عليه اليوم أنا وأهل بيتي

Muhammad bin Ahmad At-Tamimiy, dari Muhammad bin Idris Asy-Syamiy, dari Ishaq bin Israil, dari 'Abdurrahman bin Muhammad Al-Muharabiy, dari Al-Ifriqi, dari 'Abdullah bin Yazid, dari 'Abdullah bin 'Umar, berkata : Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi Wasallam bersabda "akan datang kepada umatku apa yang telah datang kepada bani israil selangkah demi selangkah. Mereka (bani israil) berpecah menjadi 72 golongan umatku akan terpecah menjadi 73 golongan, dengan penambahan 1 atas mereka. Semuanya berada di dalam neraka kecuali satu." Ditanyakan kepada beliau : "Wahai Rasulullah (Shallallaahu 'Alaihi Wasallam) siapakah yang satu itu (yang selamat) ? Beliau bersabda : "Yaitu apa yang kami berada di atasnya pada hari ini, AKU DAN AHLUL BAITKU".

بحار الانوار المجلسى ج 28 ص 4


Jelaslah Al-Majlisi telah mentahrif matan hadits. Sanad periwayatan di atas adalah sanad periwayatan Ash-Shaduq, bukan Al-Majlisi. Al-Majlisi hanya menukilnya. Penjelasannya sbb :

Ash-Shaduq wafat pada tahun 381 H.

Sedangkan Al-Majlisi wafat pada tahun 1111 H.

Jarak waktu antara keduanya adalah 730 tahun. Maka jelas matan hadits yang pertama kali ada tentulah sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ash-Shaduq yaitu "Aku dan Para Shahabatku", bukan "Aku dan Ahlul Baitku". Jadi Ash-Shaduq telah memuatnya dalam kitabnya (Ma'ani Al-Akhbar) hingga beratus-ratus tahun sampai datangnya Al-Majlisi yang mengubah matan hadits tersebut. [Baca juga penjelasan di : http://www.rohamaa.com/vb/showthread.php?t=9163]

Al-Majlisi hanya menukil riwayat Ash-Shaduq sebagaimana lafazh (مع) yang ditulisnya di awal matan bermaksud "Ma'ani Al-Akhbar", kitab Ash-Shaduq. Dan sebagaimana pula dikatakan oleh pentahqiq di dalamnya bahwa riwayat tersebut bersumber dari Ma'ani Al-Akhbar. Jadi itu merupakan riwayat yang sama, sanad yang sama, pembahasan yang sama, akan tetapi akhirnya ditahrif oleh Al-Majlisi, karena sesuai dengan hawa nafsunya.

Dan selain Al-Majlisi pun, tidak ketinggalan ulama besar Syi'ah yang lain ikut berdusta atas nama Ash-Shaduq. Adalah dedengkot As-Sayyid Muhammad 'Ali Ath-Thabathaba'i di dalam kitabnya مائتان وخمسون علامة حتى ظهور الإمام المهدي عليه السلام ketika menyebutkan riwayat Ash-Shaduq di atas, dia menukil seperti berikut :

رواه  في معاني الأخبار بحذف الإسناد عن عبد الله بن عمر قال: قال رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم:سيأتي على أمتَّي ما أتى على بني إسرائيل،مثل بمثل،فإنهم تفرّقوا على اثنين وسبعين ملّة،وستفترق أمتي على ثلاث وسبعين ملّة،تزيد عليهم واحدة،كلّها في النار غير واحدة.قال:قيل: يا رسول الله وما تلك الواحدة؟قال:هو نحن عليه اليوم،أنا وأهل بيتي 

Diriwayatkan dalam Ma'ani Al-Akhbar dengan (mempersingkat) isnaad, dari 'Abdullah bin 'Umar, berkata : Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi Wa Aalihi Wasallam bersabda : "akan datang kepada umatku apa yang telah datang kepada bani israil selangkah demi selangkah. Mereka (bani israil) berpecah menjadi 72 golongan umatku akan terpecah menjadi 73 golongan, dengan penambahan 1 atas mereka. Semuanya berada di dalam neraka kecuali satu." Ditanyakan kepada beliau : "Wahai Rasulullah (Shallallaahu 'Alaihi Wasallam) siapakah yang satu itu (yang selamat) ? Beliau bersabda : "Yaitu apa yang kami berada di atasnya pada hari ini, AKU DAN AHLUL BAITKU".



Ini halaman awal dari kitab tersebut :




Lihatlah, dengan lebih terangan-terangan pula dia menyebutkan dari Ma'ani Al-Akhbar, dan dengan kurang ajarnya dia menyatakan (baca: mengubah menjadi) ''Aku dan Ahlul Baitku" , padahal sebagaimana kita saksikan bahwa lafazh riwayat pada Ma'ani Al-Akhbar adalah "Aku dan Para Shahabatku".

Beginilah kelakuan Syi'ah, dari dulu hingga sekarang tak bosan-bosannya mereka meludahi kitab mereka sendiri dan berani untuk mengubahnya agar sejalan dengan hawa nafsu mereka. Maka jangan heran karena seringkali kita menemui ribuan kedustaan dan kejahatan Syi'ah terhadap para 'Ulama Ahlus Sunnah dan kitab-kitab mereka. Mengapa? Karena kitab-kitab ulama mereka (Syi'ah) sendiri saja berani untuk mereka ubah, lalu bagaimana halnya sikap mereka terhadap kitab-kitab Ahlus Sunnah?

Jangankan kitab-kitab mereka sendiri, bahkan karena memang sejak awal berdirinya agama mereka (Syi'ah), mereka memang telah berani melakukan kedustaan besar atas nama Allah dan Rasul-Nya (Shallallaahu 'Alaihi Wasallam). Mereka mengatakan bahwa Allah memiliki sifat bada'. Mereka mengatakan bahwa Imamah adalah amanah dari Allah dan Rasul-Nya. Mereka mengatakan bahwa Al-Qur'an telah berubah. Mereka mengatakan bahwa Allah melaknat Bunda 'Aisyah dan para Shahabat Radhiyallaahu 'Anhum. Mereka mengatakan bahwa Allah dan Rasul-Nya mengajarkan kawin kontrak (mut'ah) dan ribuan kedustaan mereka lainnya.

Dan contoh dari sekian ribu dusta mereka terhadap Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi Wasallam adalah sebagaimana yang disebutkan dedengkot Fathullah Al-Kasyani dalam kitabnya Tafsir Minhajush-Shadiqin hal 356 bahwa Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi Wasallam bersabda  :

 من‌ تمتع‌ مرة درجته‌ كدرجة الحسين‌ و ‌من‌ تمتع‌ مرتين‌ درجته‌ كدرجة الحسن‌ و ‌من‌ تمتع‌ ثلث‌ مراءة درجته‌ كدرجة ‌علي‌ و ‌من‌ تمتع‌ أربع‌ مرات‌ درجته‌ كدرجتي‌

"Barangsiapa melakukan mut'ah (kawin kontrak) satu kali, maka derajatnya sama seperti derajat Al-Husain. Barangsiapa melakukan mut'ah dua kali, maka derajatnya sama seperti derajatnya Al-Hasan. Barangsiapa melakukan mut'ah tiga kali, maka derajatnya sama seperti derajat 'Ali bin Abi Thalib. Barangsiapa melakukan mut'ah empat kali, maka derajatnya sama seperti derajatku (Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi Wasallam)."

Na'udzubillah!! Hadza Buhtanun 'Azhim!

LA'NATULLAAHI 'ALAL KAADZIBIIN

-----oOo-----


Related Posts

No Response to "As-Sabzawari, Al-Majlisi, & Ath-Thabathaba'i Berdusta Atas Nama Ash-Shaduq"

Posting Komentar