Khomeini : Shahih Para Nabi عليهم الصلاة والسلام Tidak Mewariskan Kecuali 'Ilmu!!

Pembahasan ini berkaitan tentang Fadak, bagi Anda yang belum mengetahui syubhat mengenai masalah Fadak -karena tidak semua yang berada di maya ini mengenal Syi'ah dan syubhat-syubhatnya- agar terlebih dahulu membaca artikel-artikel yang berhubungan dengan Fadak sebelum membaca tulisan ringkas ini.

To the point, Khomeini menyebutkan dalam kitabnya Al-Hukumah Al-Islamiyyah hal. 143 :

روى علي بن ابراهيم، عن ابيه، عن حماد بن عيسى، عن القداح (عبد الله بن ميمو ن) ( ١) عن ابي عبد الله (ع) قال: قال رسول الله (ص) : " من سلك طريقًا يطلب فيه علما، سلك الله به طريقا إلى الجنة. وإن الملائكة لتضع أجنحتها لطالب العلم رضا ب ه. وإنه يستغفر لطالب العلم من في السماء ومن في الارض، حتى الحوت في البحر. وفضل العالم على العابد كفضل القمر على ساير النجوم ليلة البدر. وإن العلماء ورثة الانبياء . إن الأنبياء لم يورثوا دينارا ولا درهما، ولكن ورثوا العلم. فمن أخذ منه أخذ بحظ وافر

Telah meriwayatkan 'Ali bin Ibrahim, dari ayahnya, dari Hammad bin ‘Isa, dari Al Qodah ('Abdullah bin Maimun) dari Abu Abdillah ‘Alaihis Salam, ia berkata: "Rasulullah Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Barangsiapa menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu , pasti Allah akan membukakan untuknya dengannya jalan menuju Surga dan para Malaikat merendahkan sayap-sayap mereka kepadanya sebagai tanda ke-Ridha-an Allah. Dan memohonkan ampun baginya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, bahkan ikan-ikan yang ada di laut. Dan keutamaan orang berilmu ('alim) atas orang yang suka beribadah ('abid) seperti keutamaan bulan purnama atas bintang-bintang di malam hari. Dan sesungguhnya para 'Ulama itu adalah pewaris Para Nabi (عليهم الصلاة والسلام) . Sesungguhnya para Nabi (عليهم الصلاة والسلام) tidak mewariskan dinar dan dirham, melainkan Mereka (عليهم الصلاة والسلام) telah mewariskan ilmu. Barang siapa mengambilnya, maka ia telah memperoleh bagian yang banyak sekali dari warisan mereka."[*]

Kemudian khomeini menjelaskan bahwa :

رجال الحديث كلهم ثقات ، حتى أنّ والد علي بن إبراهيم (إبراهيم بن هاشم ) من كبار الثقات (المعتمدين في نقل الحديث ) فضلاً عن كونه ثقة 

Rijal hadits tersebut semuanya adalah tsiqaat (terpercaya), bahkan ayah 'Ali bin Ibrahim (Ibrahim bin Hasyim) adalah dari pembesar tsiqot (yang dijadikan andalan dalam penukilan hadits) memiliki nilai lebih dari hanya sekedar terpercaya.


______________________________________


[*] Riwayat beserta sanad yang disebutkan oleh Khomeini tersebut adalah berasal dari kitab mereka Al-Kafi sebagaimana yang tertulis pada footnote dari Scan kitab Al-Hukumah Al-Islamiyyah di atas. Ahli hadits besar mereka Al-Majlisi ketika memaparkan derajat hadist di atas berkata :

الحديث الأول ( أي الذي بين يدينا ) له سندان الأولمجهول والثاني حسن أو موثق لا يقصران عن الصحيح ) فالحديث إذاً موثق في أحد أسانيدهويُحتج به 

"hadist pertama (yang ada di tangan kami ini) memiliki dua sanad. Yang pertama adalah majhul (tidak diketahui). Dan yang kedua adalah hasan atau muwatstsaq (terpercaya), keduanya tidak turun derajatnya dari derajat Shahih. Sebab jika hadist dipercaya / muwatstsaq dalam salah satu sanadnya  maka dapat dijadikan hujjah dengannya." [Mir'atul 'Uqul 1/111]

-----oOo-----


Related Posts

No Response to "Khomeini : Shahih Para Nabi عليهم الصلاة والسلام Tidak Mewariskan Kecuali 'Ilmu!!"

Posting Komentar