Oleh : SyiahIndonesia.Com
Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam ingin berwasiat tetapi tidak jadi, mengapa Nabi tidak jadi berwasiat? Apa yang ingin disampaikan Nabi dalam wasiatnya? Episode yang tak pernah diungkap oleh Syi'ah. Banyak peristiwa yang terjadi saat Nabi sakit. Ada peristiwa yang diekspose, dan ada pula yang sengaja ditutup-tutupi. Karena itulah, untuk mendapat gambaran yang utuh, pembaca harus menelaah seluruh riwayat yang ada.
Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam ingin berwasiat tetapi tidak jadi, mengapa Nabi tidak jadi berwasiat? Apa yang ingin disampaikan Nabi dalam wasiatnya? Episode yang tak pernah diungkap oleh Syi'ah. Banyak peristiwa yang terjadi saat Nabi sakit. Ada peristiwa yang diekspose, dan ada pula yang sengaja ditutup-tutupi. Karena itulah, untuk mendapat gambaran yang utuh, pembaca harus menelaah seluruh riwayat yang ada.
Salah satunya adalah peristiwa wasiat
hari kamis. Di mana pada hari itu Nabi ingin berwasiat, dan meminta
untuk diambilkan pena dan kertas, tapi Ahlul Bait yang saat itu berada
di sekitar Nabi, tidak beranjak mentaati perintahnya. Akhirnya Nabi pun
tidak jadi wasiat. Nabi tidak jadi berwasiat bukan karena 'takut' pada
Umar, atau pada siapa pun juga. Meski tidak ada bukti apa pun, Nabi
tidak jadi berwasiat, ada juga yang mengklaim bahwa Nabi hendak
menuliskan wasiat pengangkatan Ali bin Abi Thalib. Sekali lagi, klaim
ini tidak memiliki bukti.
Peristiwa hari kamis terjadi
menjelang wafatnya Nabi. Jauh hari sebelumnya, saat Nabi tinggal di
Mekkah, Nabi tetap berdakwah menjelaskan kesesatan kaum Quraisy.
Sebagaimana Syi'ah marah ketika hakekat kesesatannya diungkap, kaum
Quraisy pun murka pada Nabi, bahkan berusaha sekuat tenaga agar bisa
membungkam mulut Nabi yang membuat repot mereka. Mereka ingin
membungkam mulut Nabi yang melaksanakan perintah Allah, agar tidak
menjelaskan kesesatan kaum Quraisy lagi. Tetapi upaya itu gagal total.
Nabi tetap melaksanakan perintah Allah untuk menyampaikan Islam, meski
dihadapi oleh gangguan dan serangan dari kaum Quraisy, dari mulai
serangan dengan isu-isu sampai dengan serangan fisik. Sebagian
peristiwa itu direkam oleh baris-baris buku sejarah kehidupan Nabi.
Apakah
Nabi yang tetap teguh menjelaskan kesesatan Quraisy meski menghadapi
gangguan, tidak jadi menyampaikan wasiatnya hanya karena takut pada
Umar bin Khaththab? Dalam gambaran kaum syi'ah, 'Umar bin Khaththab
sengaja menghalangi Nabi agar tidak jadi berwasiat. Padahal, yang
dikatakan 'Umar hanyalah: "Nabi telah sakit parah, cukup bagi kami
Kitab Allah."
Ini yang sering kita dengar dan kita baca. Namun ada riwayat yang tidak pernah tereskpos,
yaitu tentang peristiwa yang terjadi pada hari-hari terakhir kehidupan
Nabi, saat Nabi sakit menjelang wafatnya. Riwayat ini tercantum dalam
kitab Shahih Muslim. Kitab yang juga memuat
riwayat peristiwa hari kamis. Tetapi Hadits ini selalu dilupakan. Hadits
ini membuat kita memiliki pemahaman yang utuh. Tanpa data yang
lengkap, hasil kesimpulan kita akan keliru. Data yang lengkap adalah
syarat mutlak agar kesimpulan kita pas dan tepat. Seperti apa isi dari
Hadits tersebut, mari kita lihat, berikut ini scan kitabnya dari Shahih
Muslim Kitab Fadhail Ash-Shahabah :
حدثنا عبيد الله بن سعيد حدثنا يزيد بن هارون أخبرنا إبراهيم بن سعد حدثنا صالح بن كيسان عن الزهري عن عروة عن عائشة قالت قال لي رسول الله صلى الله عليه وسلم في مرضه ادعي لي أبا بكر أباك وأخاك حتى أكتب كتابا فإني أخاف أن يتمنى متمن ويقول قائل أنا أولى ويأبى الله والمؤمنون إلاأبا بكر
Telah menceritakan kepada kami Ubaidullah bin Sa'id, telah
menceritakan kepada kami Yazid bin Harun, telah mengabarkan kepada
kami Ibrahim bin Sa'ad, telah menceritakan kepada kami Shalih bin
Kaisan, dari Az-Zuhri, dari 'Urwah, dari 'Aisyah Radhiyallaahu 'Anhaa,
dia berkata : Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam berkata kepadaku
saat sakitnya: "Panggillah Abu Bakr dan saudaramu agar aku
menuliskan sebuah tulisan/wasiat, karena aku takut ada yang
berangan-angan lantas mengatakan: 'akulah yang lebih layak', sementara Allah dan Kaum Muslimin enggan kecuali pada Abu Bakr"
صحيح مسلم » كتاب فضائل الصحابة » باب من فضائل أبي بكر الصديق رضي الله عنه
[http://www.islamweb.net/newlibrary/display_book.php?bk_no=1&ID=1125&idfrom=4461&idto=4473&bookid=1&startno=10]
Ternyata bukan di hari kamis saja Nabi ingin berwasiat. Ada
lagi saat-saat Nabi ingin berwasiat. Tapi kali ini isi wasiatnya jelas.
Nabi tidak ingin jika ada yang merasa lebih layak dari Abu Bakar. Nabi
tidak ingin ada orang yang merasa lebih berhak dari pada Abu Bakar.
Karena Allah dan Kaum Muslimin enggan kecuali Abu Bakar yang menjadi
khalifah. Maka adalah benar sikap Imam Ali yang berbai'at
kepada Abu Bakr, karena itu artinya Imam Ali adalah termasuk kaum
mukminin yang menghendaki Abu Bakr. Tetapi jika beliau memberontak maka
tentunya hal tersebut bukan sikap yang benar karena itu berarti
melawan kehendak Allah dan kaum mukminin, dan Alhamdulillah beliau
bukanlah orang yang seperti itu.
Ini bukti kuat yang
melemahkan seluruh pendapat syi'ah. Ketika Allah dan orang beriman
enggan kecuali Abu Bakar yang menjadi khalifah, seluruh orang Syi'ah
menghendaki Ali yang menjadi khalifah. Dan yang terjadi adalah kehendak
Allah, bukan kehendak Syi'ah. Namun Syi'ah sampai hari ini masih belum
bisa menerima ketentuan Allah. Kalimat yang disampaikan oleh Nabi
adalah kalimat berita, yang memberitahu kita tentang apa yang terjadi
di masa depan. Namun kalimat berita ini mengandung perintah, yaitu
perintah untuk mengikuti apa yang diridhai Allah, dan perintah untuk
selalu bersama orang beriman, dan tidak menyimpang dari jalan mereka.
Allah mengancam orang yang menyimpang dari jalan kaum beriman, Allah
berfirman yang artinya :
“Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran
baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami
biarkan ia berkuasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan
Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk
tempat kembali.” [QS. An-Nisa': 115].
Syi'ah bukan lagi menyimpang dari jalan Kaum Muslimin yang
telah meridhai Abu Bakr, tetapi Syi'ah juga mengkafirkan para Shahabat
Nabi karena tidak membaiat 'Ali menjadi khalifah. Ketika orang mukmin
dianggap kafir, maka sesungguhnya yang menganggap kafir itulah yang
kafir.
Meski tercantum dalam Shahih Muslim,
namun riwayat ini tidak pernah terungkap pada pembahasan saat-saat
akhir kehidupan Nabi, apalagi pada pembahasan "kamis kelabu". Karena
jelas riwayat ini mementahkan seluruh argumen Syi'ah tentang wasiat
Nabi. Syi'ah tidak suka dengan keputusan Allah, yang disampaikan oleh
Rasul dan diikuti oleh Orang-Orang Beriman saat itu. Selain itu, Hadits
ini juga menunjukkan dengan jelas bahwa para Shahabat adalah Kaum
Beriman. Dan sebagai penutup, kami bawakan satu saja dari banyaknya
riwayat-riwayat tentang Kedudukan Abu Bakr dan Umar yang berada di atas
'Ali. Dan ini adalah yang diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib
Radhiyallaahu 'Anhu sendiri yang menunjukkan kecintaan beliau kepada Abu
Bakr dan Umar Radhiyallaahu 'Anhumaa dan pengakuan beliau bahwa
keduanya lebih utama daripada beliau, dalam Shahih Bukhari 3468 yang diriwayatkan secara mustafidlah dari Muhammad ibn Al-Hanafiyah :
قلت لأبي :أي الناس خير بعد رسول الله صلى الله عليه وسلم؟ قال:
أبو بكر قلت ثم من قال ثم عمر وخشيت أن يقول عثمان قلت ثم أنت قال ما أنا
إلا رجل من المسلمين
Aku bertanya kepada ayahku ('Ali bin Abi Thalib): Siapakah
manusia yang terbaik setelah Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam ?
Ia menjawab: "Abu Bakr". Aku bertanya (lagi): "Kemudian siapa?". Ia menjawab: "Umar".
Dan aku khwatir ia akan berkata 'Utsman, maka aku mengatakan:
"Kemudian engkau?" Beliau menjawab: "Tidaklah aku kecuali seorang dari
kalangan Muslimin" [http://www.islamweb.net/newlibrary/display_book.php?bk_no=52&ID=2112&idfrom=6644&idto=6682&bookid=52&startno=12]
Sumber dari Arikel SyiahIndonesia.Com : http://syiahindonesia.com/index.php/kajian-utama/al-washiyah/253-apa-isi-wasiat-nabi-saat-nabi-sakit- , Dengan penambahan secukupnya.
Sumber dari Arikel SyiahIndonesia.Com : http://syiahindonesia.com/index.php/kajian-utama/al-washiyah/253-apa-isi-wasiat-nabi-saat-nabi-sakit- , Dengan penambahan secukupnya.
Baca juga artikel-artikel tentang washiat oleh syiahindonesia.com di : http://syiahindonesia.com/index.php/kajian-utama/al-washiyah
No Response to "Washiat Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam Ketika Beliau Sakit"
Posting Komentar