Ghuluw : Ali Sudah Ada Semenjak Nabi Terdahulu, Penolong Dakwahnya, Dan Memiliki Kunci Kunci Ghaib!!!

Kitab : Tafsir Furat Al-Kufiy hal. 67
Muallif : Dedengkot Furat bin Ibrahim Al-Kufiy

Amirul Mukminin 'Ali 'alaihis salam bersabda :

أنا أؤدي من النبيين إلى الوصيين ومن الوصيين إلى النبيين، وما بعث الله نبيا إلا وأنا أقضي دينه وأنجز عداته، ولقد اصطفاني ربي بالعلم والظفر، ولقد وفدت إلى ربي اثنى عشر وفادة فعرفني نفسه وأعطاني مفاتيح الغيب 

"aku adalah penerus dari para Nabi terhadap para Washi dan penerus para Washi kepada para Nabi. Dan tidaklah Allah mengutus seorang Nabi kecuali aku telah ikut menegakkan agamanya dan penghancur musuh-musuhnya. Dan sungguh Tuhanku telah memilih aku sebagai pemilik ilmu dan kesuksesan. Dan Tuhanku telah memasukkan dua belas unsur kedalam diriku, maka sebab itu aku dapat mengetahui jati diriku. Dan tuhanku telah menyerahkan kunci-kunci ghaib (mafatihu al-ghaib) kepadaku."

Diteruskan lagi kemudian :

أنا الفاروق الذي أفرق بين الحق والباطل، أنا أدخل أوليائي الجنة وأعدائي النار 

"Aku adalah Al-Faruq yang memisahkan antara yang Haq dan yang Bathil. Aku memasukkan para kekasihku (Syi'ah) ke dalam Surga, dan memasukkan para musuh-musuhku (selain Syi'ah) ke dalam Neraka."

تفسير فرات الكوفي - فرات بن إبراهيم الكوفي - الصفحة ٦٧



-----oOo-----


Related Posts

2 Response to Ghuluw : Ali Sudah Ada Semenjak Nabi Terdahulu, Penolong Dakwahnya, Dan Memiliki Kunci Kunci Ghaib!!!

Ahmad
10 September 2013 pukul 07.13

Salam ustaz, dibantah disini

http://secondprince.wordpress.com/2013/09/09/ghuluw-ali-sudah-ada-semenjak-nabi-terdahulu-penolong-dakwah-dan-pemilik-kunci-kunci-ghaib/

11 September 2013 pukul 12.46

Assalamu’alaikum. Tanbih; saya bukan seorang ustadz. Sebelum saya menjawab, ada dua point penting yang perlu saya sampaikan. Dan jawaban ada pada point kedua.

Pertama:

Ya, ditimbang dengan ilmu hadits buatan Syi’ah memang riwayat di atas adalah dha’if. Siapa pun tau bahwa ‘Ali radhiyallaahu ‘anhu tidak ada pada masa-masa para Nabi ‘alaihim as-salam sebelum Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam. Isi riwayat tersebut memang mengandung kemungkaran sebagaimana riwayat-riwayat dari buatan Syi’ah lainnya meski shahih ditimbang dari ilmu hadits buatan mereka tetaplah tidak lepas dari hal-hal mungkar.

Point inti yang ingin disampaikan dari riwayat di atas adalah ghuluwnya mereka terhadap para Imam mereka hingga bermuncullah riwayat-riwayat tersebut. Ghuluwnya Syi’ah kepada para Imam mereka sudah masyhur dalam riwayat-riwayat shahih mereka dan pernyataan langsung dari para ulama mereka. Jadi meski riwayat di atas adalah dha’if, bukan berarti Syi’ah tidak lagi dikatakan sebagai agama yang ghuluw. Siapa pun yang mengkaji Syi’ah dan mengenalnya secara tepat tentu akan mendapati bahwa Syi’ah memang ghuluw.

Jika ada yang bertanya kepada saya; “Kalau anda memang telah mengetahui riwayat tersebut dha’if, lalu kenapa anda memasukkannya ke dalam blog anda?”

Maka saya jawab; “Karena ilmu hadits versi Syi’ah itu kosong dan penuh kontradiksi. Para ulama besar Syi’ah terdahulu menerima tanpa meragukan keshahihan kitab-kitab induk. Al-Hurr Al-Amiliy pun menegaskan bahwa ngecek sanad itu terlarang karena hal itu meniru kaidah Ahlus Sunnah. Al-Khamenei juga menyatakan bahwa kitab-kitab Rijal Syi’ah itu mengalami kecacatan dan rusak yang parah. Karena itu bagaimana bisa shahih tidaknya suatu riwayat ditimbang dengan kitab yang cacat? Maka silahkan anda mikir jika anda Syi’ah sejati, anda ikut ulama besar anda terdahulu yang sudah tidak diragukan lagi kualitasnya di sisi agama anda atau ikut yang sekarang yang meragukan keshahihan kitab-kitab induk yang tentu jauh kualitasnya dibawah ulama yang terdahulu?”

Oleh karena itu anda melihat saya bertasahul apabila menukil riwayat-riwayat Syi’ah karena saya tahu bahwa yang bisa menerima riwayat-riwayat tersebut hanyalah orang-orang Syi’ah yang punya otak karena mereka tahu yang mana dan siapa dari ulama mereka yang mereka jadikan pegangan dalam mengambil riwayat.



Namun meski demikian hanyalah sebagian kecil riwayat-riwayat Syi’ah yang kami kutip dari 200 artikel lebih dalam blog ini. Sedangkan sebagian besar isi blog ini bukanlah riwayat, tetapi kami mengambilnya dari penegasan dan fatwa para ulama mereka baik dalam video, kitab-kitab mereka, dan website resmi mereka sehingga tidak ada alasan lagi bagi Syi’ah untuk mengingkari keghuluwan yang ada pada agama mereka. Jadi jangan hanya karena beberapa artikel yang dibalas “wah ini riwayatnya dha’if” lalu dikatakan bahwa Syi’ah berlepas diri dari semua itu. Itu adalah cara berfikir yang sempit.

Posting Komentar