Location : Home
»
Sejarah
» Sikap Ali Radhiyallahu 'Anhu Terhadap Penduduk Bashrah [Situasi Akhir Perang Jamal, Nukilan Dari Al-Bidayah Wan-Nihayah]
Ali ra. memasuki kota Bashrah pada hari senin empat belas Jumadil
Akhir tahun 36 Hijriyah. Penduduk Bashrah membai'at beliau di bawah
panji-panji mereka. Sampai-sampai orang-orang yang terluka dan
orang-orang yang meminta perlindungan juga membai'at beliau. Abdurrahman
bin Abi Bakrah dating menemui beliau dan berbai'at kepada beliau.
Beliau berkata kepadanya, "Di manakah orang yang sakit?" -yakni
ayahnya-. Abdurrahman menjawab, "la sedang sakit wahai Amirul Mukminin.
Sesungguhnya ia ingin sekali bertemu denganmu." Ali ra. berkata,
"Tuntunlah aku ke tempatnya." Ali ra. pun pergi menjenguknya. Abu Bakrah
-ayah Abdurrahman- meminta udzur kepada beliau dan beliau menerimanya.
Ali ra. menawarkannya jabatan sebagai amir Bashrah, namun ia menolak.
Abu Bakrah berkata," Angkatlah seorang lelaki dari keluargamu yang dapat
membuat tenang penduduk negeri ini. Abu Bakrah mengisyaratkan agar
mengangkat Abdullah bin Abbas , maka Ali ra. Pun mengangkatnya sebagai
amir kota Bashrah. Lalu menunjuk Ziyad bin abihi sebagai petugas penarik
pajak dan penanggung jawab Baitul Mai. Ali ra. memerintahkan Ibnu Abbas
agar mendengar saran-saran Ziyad. Pada perang Jamal Ziyad mengasingkan
diri dan tidak ikut terlibat dalam peperangan.
Kemudian
Ali ra. mendatangi rumah tempat Ummul Mukminin ‘Aisyah ra' singgah. Ali
ra. meminta izin kepadanya lalu masuk sembari mengucapkan salam
kepadanya dan ‘Aisyah ra. menyambutnya dengan ucapan selamat.
Seorang lelaki menyampaikan berita kepada Ali ra., "Wahai Amirul
Mukminin, di luar ada dua orang lelaki yang mencaci Aisyah ra." Maka Ali
ra. Memerintahkan al-Qa'qa' bin Amru agar mencambuk kedua lelaki itu
masing-masing seratus kali cambuk.
Lalu ‘Aisyah ra.
bertanya tentang pasukannya yang terbunuh dan pasukan Ali ra. yang
terbunuh. Setiap kali disebutkan nama orang-orang yang terbunuh dari
kedua belah pihak ‘Aisyah ra. mendoakan rahmat dan kebaikan untuk
mereka.
Ketika Ummul Mukminin ‘Aisyah ra. hendak
meninggalkan kota Bashrah, Ali ra. mengirim segala sesuatu yang
diperlukan untuknya, mulai dari kenda-raan, perbekalan, barang-barang
dan lainnya. Dan beliau mengizinkan pasukan Aisyah ra.. yang selamat
untuk kembali bersamanya atau jika mau mereka boleh tetap tinggal di
Bashrah. Beliau mengirim saudara lelaki ‘Aisyah ra., Muhammad bin Abi
Bakar , untuk menyertainya. Pada hari keberangkatan, Ali ra. mendatangi
rumah tempat ‘Aisyah ra. menginap, beliau berdiri di depan pintu bersama
orang-orang. Kemudian ‘Aisyah ra. keluar dari rumah dalam sedekupnya,
beliau mengucapkan selamat tinggal kepada mereka dan mendoakan kebaikan
untuk mereka. ‘Aisyah ra. berkata, "Wahai bunayya, janganlah saling
mencela di antara kalian. Demi Allah sesungguhnya apa yang telah terjadi
antara aku dan Ali ra. hanyalah masalah yang biasa terjadi antara
seorang wanita dengan ipar-iparnya. Sesungguhnya, meski aku dahulu
mencelanya namun sesungguhnya ia adalah seorang hamba yang terpilih."
Ali
ra. berkata, "Ia benar, demi Allah tidak ada masalah yang terjadi
antara kami berdua kecuali seperti yang telah disebutkan. Sesungguhnya
ia adalah istri nabi kalian , di dunia dan di akhirat."
Kemudian
Ali ra. berjalan mengiringinya sampai beberapa mil sembari mengucapkan
selamat jalan kepadanya. Peristiwa itu terjadi pada hari Sabtu awal
bulan Rajab tahun 36 Hijriyah. ‘Aisyah ra. dan rombongan berangkat
me-nuju Makkah kemudian ia menetap di sana hingga musim haji pada tahun
itu juga kemudian ia kembali ke Madinah.
Itulah ringkasan
kisah yang disebutkan oleh Abu Ja' far Ibnu Jarir dari para ulama
sejarah. Tidak seperti yang disebutkan oleh para pengikut hawa nafsu
(ahli bid'ah) dari kalangan Syi'ah dan lainnya yang menyebarkan hadits
hadits palsu atas nama sahabat. Dan kisah-kisah palsu yang mereka nukil
tentang masalah ini. Jika mereka diajak kepada kebenaran yang nyata
mereka berpaling sembari berkata, "Bagi kalian sejarah kalian dan bagi
kami sejarah kami." Jikalau begitu kami katakan kepada mereka (dengan Firman Allah Ta'ala yang artinya) :
"Kesejahteraan atas dirimu, kami tidak ingin bergaul dengan orang-orang jahil" (Al-Qashash: 55).
[Tahdzib wa tartib kitab al-Bidayah wan Nihayah, Dr. Muhammad bin Shamil as-Sulami]
-----oOo-----
No Response to "Sikap Ali Radhiyallahu 'Anhu Terhadap Penduduk Bashrah [Situasi Akhir Perang Jamal, Nukilan Dari Al-Bidayah Wan-Nihayah]"
Posting Komentar