Diantara Kecabulan-Kecabulan Ayatusy-SYAITHAN Khomeini Az-Zindiq

Siapa yang tidak tahu Khomeini? Satu dari pemimpin besar agama Syi'ah, pujaan hamba-hamba Mut'ah bersamaan dirinya adalah tukang Mut'ah. Karya-karyanya menyebar ke seluruh pelosok Syi'ah, dijadikan rujukan dan panutan bagi para pengagumnya. Dia-lah satu dari MUSUH-MUSUH ISLAM DAN KAUM MUSLIMIN yang telah MAMPUS dengan kain kafannya yang tercabik-cabik. 

ALLAH 'AZZA WA JALLA TELAH MENGHINAKANNYA

Perjalanan hidupnya dipenuhi dengan kesesatan dan kecabulan. Kita akan melihat sekilas bab kecabulan dirinya dari kesaksian Kitab Lillahi Tsumma Lit-Tarikh oleh Husain Al-Musawi yang telah bertaubat dari Agama Syi'ah dan kembali ke barisan Kaum Muslimin. Kitab ini sengaja di-ingkari oleh Syi'ah dikarenakan kitab ini telah membongkar kedok busuk dan rahasia-rahasia najis para Mullah Agama Syi'ah. Mereka mengingkarinya dengan cara yang Anak Kecil sendiri pun akan tertawa bilamana melihat cara bodoh mereka yang penuh dengan kedustaan dan sangat tidak ilmiyyah. Mengapa mereka mengingkari? Tentu saja, bukankah tidak ada pelacur yang tidak suka bilamana dikatakan pelacur? Meskipun si pelacur pun tahu bahwa dirinya memang pelacur! Orang berakal tentu mudah untuk memahami hal ini.

To the point, telah dikisahkan seperti berikut :

ولقد مر الخميني في احد أسفاره بصديق له يسكن ببغداد من أصل إيراني اسمه سيد صاحب. و أكرمه أيما إكرام وعند المبيت أبصر الخميني صبية عمرها أربع أو خمس سنوات ولكنها جميلة جدا فطلب الخميني من أبيها أن يتمتع بها ففرح أبوها اشد الفرح ولقد نام الخميني والصبية في حضنه ولقد كان يسمع صراخها وبكاءها . وعند أصبح الصباح سأل احدهم الخميني : هل يتمتع بالطفلة ؟ فقال: إن التمتع بها جائز ولكن بالمداعبة والتقبيل والتفخيذ أما الجماع فأنها لا تقوى عليه

"Dan sesungguhnya dalam salah satu perjalanannya Khomeini melintasi salah seorang temannya yang dijadikan persinggahan di Baghdad (Irak) asal Iran dan namanya ialah Sayyid Shahib, dia memuliakan Khomeini dengan penghormatan yang luar biasa. Ketika menginap, Khomeini melihat seorang anak perempuan yang umurnya masih 4 atau 5 tahun, akan tetapi (Wanita kecil tersebut) SANGATLAH CANTIK. Maka Khomeini meminta kepada ayahnya untuk ber-MUT'AH dengan anak perempuan kecil tersebut, maka senanglah hati sang ayah dengan kebahagiaan yang luar biasa. Dan sesungguhnya Khomeini tidur dan si anak perempuan kecil tersebut berada dipangkuannya, dan kemudian sesungguhnya terdengar : JERITAN DAN TANGISAN ANAK PEREMPUAN KECIL ITU !! Di pagi harinya, bertanyalah salah seorang dari mereka kepada Khomeini : Apakah anda ber-MUT'AH dengan anak kecil ?? Maka Khomeini menjawab : Sesungguhnya ber-MUT'AH dengan anak kecil adalah boleh, akan tetapi dengan cumbuan dan ciuman serta himpitan paha (meletakkan kemaluan diantara dua pahanya), adapun menjima' maka (Wanita kecil tersebut) belum kuat untuk melakukannya." [لله ثم للتاريخ (حسين الموسوى) ص 37-39]

Perlakuan biadab Khomeini Az-Zindiq di atas adalah sebagaimana ia membenarkan dan menyatakan dalam kitabnya Tahrirul Wasilah Juz 2 halaman 221 dalam masalah nomor 12 seperti berikut :

وأما سائر الاستمتاعات كاللمس بشهوة والضم والتفخيذ فلا بأس بها حتى في الرضيعة

"Dan adapun bersenang-senang seperti menyentuh dengan syahwat, bergumul dan menghimpitkan kemaluan di paha maka (hukumnya) tidak apa-apa, walaupun pada anak kecil yang masih menyusui"


Here The Scan Page From That Shia Porn Book


Dan yang ini Tahrirul Wasilah via Maktabah Syi'ah Online, pernyataan Khomeini di atas terdapat pada halaman 241 di Juz yang sama {II}.


Demikianlah sekilas diantara praktek pedofolia yang merupakan suatu yang legal di kalangan Syi'ah. Betapa bobroknya akhlaq-akhlaq mereka, betapa najisnya agama mereka. Tidak ada yang memeluk agama kotor Syi'ah kecuali orang-orang bodoh dan musuh-musuh Islam. Sungguh penuh dengan kebusukan dan kekejian, bahkan dipraktekkan langsung oleh ulama mereka paling tersohor di masa hidupnya, Ayatusy-Syaithan Khomeini Az-Zindiq yang telah MAMPUS dalam keadaan yang sangat mengenaskan.




Related Posts

No Response to "Diantara Kecabulan-Kecabulan Ayatusy-SYAITHAN Khomeini Az-Zindiq"

Posting Komentar